Beranda > TASAWUF (penyucian hati) > Tidak ada yang mencintai kita melebihi Allah Subhanahu wa Ta’ala

Tidak ada yang mencintai kita melebihi Allah Subhanahu wa Ta’ala

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian agungnya Sang Maha Raja langit dan bumi dan Sang Maha Lembut,

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam melintas bersama para Sahabatnya lalu lewatlah seorang anak kecil, lantas Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam memanggil (berteriak mengangkat suara)

“apakah anak ini mempunya ibu?”

Maka keluarlah ibunya dan menangis mendekapnya dan menciuminya seraya berkata

“Ibni ibni…”

Maka para sahabat menangis, maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :

“Apa yang membuat kalian menangis?”

Para Sahabat berkata :

“Cinta ibu itu terhadap anaknya besar ya Rasulullah, kami terharu”

Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Allah lebih berkasih sayang kepada hamba – hamba Nya dari ibu itu kepada anaknya”

Saudara saudariku yang ku muliakan,
Diriwayatkan di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy mensyarahkan makna hadits ini bahwa :

Yang di maksud di dalam hadits ini oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang wafat dalam keadaan bertaubat dari dosa – dosa besar, mereka yang bertaubat dalam keadaan Iman dan sempat bertaubat dari dosa – dosa besar, maka meraka itu tidak akan menyentuh api Neraka karena kelanjutan dari Hadits ini adalah (di jelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar)
Rasul bertanya kepada para Sahabat, ada kelanjutan riwayat lain :

“apakan kiranya si ibu yang sedang memeluk anaknya itu, mau melemparkan anaknya ke api ?”

Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:

“Allah lebih menyayangi hamba Nya dari pada ibu itu terhadap anaknya”

Menunjukkan orang yang wafat dengan iman dan sempat bertaubat dari dosa – dosa besar tidak akan di sentuhkan dari pada api neraka oleh Allah subhanahu wata’ala.

Ketika di riwayatkan di dalam riwayat Imam Thabrani dan riwayat lainnya di syarahkan oleh Al Imam Ibn Hajar di cantumkan di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari tentang hadits ini yang terkait dengan hadits ini bahwa:

Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam lewat di dekat wanita, seorang wanita ibu – ibu yang berkata (sedang menyalahkan api unggun / kayu bakar sedang dinyalakan)

“Wahai Rasulullah….”

Rasul berkata :

“Labbaik wa sa’daik” iya apa yang bisa aku bantu”

“Apakah betul Allah melempar hambanya seperti aku melempar kayu ini ke kayu bakar????, hambanya yang beriman”

Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pun menunduk dan mengalirkan air mata menangis
Seraya bersabda :

“Demi Allah, tiadalah Allah menarukan hambanya di dalam api kecuali mereka yang berat dan malas mengucap Laailahailallah disaat wafatnya”

Hadirin hadirat demikian kelembutan Allah subhanahu wata’ala yang jauh lebih lemah lembut kepada kita dari pada ibunda kita.

Saudara saudariku yang kumuliakan,
jika kita memahami cinta Nya kepada kita, kita akan tenang di dunia dan akhirat, dan akan semakin tenang dengan cinta Rabbul’alamin subhanahu wata’ala,

namun Allah subhanahu wata’ala juga berfirman :

“Barang kali kalian menyukai sesuatu tapi itu sebenarnya adalah buruk bagi kalian, barang kali kalian membenci sesuatu tapi itu baik bagi kalian, Allah Maha Mengetahui dan kalian tidak mengetahui”

Saudara saudariku yang ku muliakan,
Oleh sebab itu jangan buru – buru memvonis Allah subhanahu wata’ala dalam segala kejadian yang terjadi pada diri kita, saya mencari pekerjaan tidak dapat – dapat, sudah do’a, sudah shalat Tahajjud, orang lain tidak shalat, tidak beriman malah cepat dapat pekerjaan, barang kali satu atau dua tahun, atau satu dua bulan penundaan akan membuat Allah melimpahkan yang jauh lebih luas di masa mendatang padamu, jangan sempat kita terjebak kejadian saat ini, karena kita tidak tau kejadian di hari esok.

http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=293&Itemid=1

  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar